Apa makna dari pepatah kuno diatas?
Jika jiwa kita rapuh seperti kaca,
maka ketika palu/masalah menghantam, kita akan mudah putus asa, frustasi,
kecewa, marah, dan jadi remuk redam.
Jika kita adalah kaca, maka kita juga
rentan terhadap benturan. Kita mudah tersinggung, kecewa, marah, atau sakit
hati saat kita berhubungan dengan orang lain. Sedikit benturan sudah lebih dari
cukup untuk menghancurkan hubungan kita.
Jangan pernah jadi kaca, tapi
jadilah baja. “Mental baja” adalah mental yang selalu positif, bahkan tetap
bersyukur di saat masalah dan keadaan yang benar-benar sulit tengah
menghimpitnya.
Mengapa demikian? Orang yang seperti
ini selalu menganggap bahwa “masalah adalah proses kehidupan untuk membentuknya
menjadi lebih baik”.
Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih
berguna setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan palu. Setiap pukulan
memang menyakitkan, namun mereka yang bermental baja selalu menyadari bahwa itu
baik untuk dirinya.
_________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________
_________________________________________
Jika hari ini kita sedang ditindas
oleh masalah hidup, jangan pernah merespons dengan sikap yang keliru! Jika kita adalah “baja”, kita akan
selalu melihat palu yang menghantam kita sebagai sahabat yang akan membentuk
kita. Sebaliknya jika kita “kaca” maka kita akan selalu melihat palu sebagai
musuh yang akan menghancurkan kita.
Post a Comment