Isterinya terbangun dengan hati berbunga-bunga menjawab
pertanyaan suami, ‘sudah yah.’ Isterinya beranjak dari tempat tidur mengambil
piring yang tertutup, sore itu isterinya memasak kesukaan sang suami.
‘Lihat nih, aku memasak khusus
kesukaan ayah.’ Piring itu dibukanya, ada sepotong kepala ayam yang terhidang
untuk dirinya.
Sang suami memakannya dengan lahap
dan menghabiskan.
Isterinya bertanya, ‘Ayah, kenapa suka makan kepala ayam
padahal aku sama anak-anak paling tidak suka ama kepala ayam.’
Suaminya
menjawab, ‘Itulah sebabnya karena kalian tidak suka maka ayah suka makan kepala
ayam supaya isteriku dan anak-anakku mendapatkan bagian yang terenak.’
Mendengar jawaban sang suami, terlihat butir-butir mutiara mulai menuruni pipinya.
Mendengar jawaban sang suami, terlihat butir-butir mutiara mulai menuruni pipinya.
Jawaban itu menyentak kesadarannya yang paling dalam. Tidak pernah
dipikirkan olehnya ternyata sepotong kepala ayam begitu indahnya sebagai wujud
kasih sayang yang tulus kecintaan suami terhadap dirinya dan anak-anak.
‘Makasih ya ayah atas cinta dan kasih sayangmu.’ ucap sang isteri. Suaminya
menjawab dengan senyuman, pertanda kebahagiaan hadir didalam dirinya.
_____________________________________
Kita seringkali mengabaikan sesuatu
yang kecil yang dilakukan oleh sosok ayah kita, namun memiliki makna yang
begitu besar, di dalamnya terdapat kasih sayang, cinta, pengorbanan dan
tanggungjawab.
Semoga cerita diatas kita bisa
mengambil hikmah dengan mencintai setulus hati ayah kita yang telah berkorban
untuk anak dan isterinya.
Post a Comment