Pemilik bakmi melihat anak itu
berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu bertanya”Nak, apakah engkau ingin
memesan bakmi?”
“Ya, tetapi aku tidak membawa uang,”jawab anak itu dengan malu-malu.”Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu,”jawab si pemilik kedai.
Anak itu segera makan. Kemudian air
matanya mulai berlinang.
”Ada apa Nak?”Tanya si pemilik kedai.
”Tidak apa-apa,
aku hanya terharu karena seorang yg baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi
tetapi ibuku sendiri setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah. Kau
seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli padaku.
Pemilik kedai itu berkata”Nak,
mengapa kau berpikir begitu?
Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk
bakmi & kau begitu terharu….
Ibumu telah memasak bakmi, nasi, dll sampai
kamu dewasa, harusnya kamu berterima kasih kepadanya.
Anak itu kaget mendengar hal
tersebut.
”Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu?”
Untuk semangkuk bakmi dari orang
yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tetapi terhadap ibuku yang
memasak untukku selama bertahun-tahun,aku bahkan tidak peduli.
Anak itu segera menghabiskan
bakminya lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang.
Begitu sampai di
ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih & cemas.
Ketika
melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Nak, kau
sudah pulang, cepat masuk, aku telah menyiapkan makan malam.”
Mendengar hal itu, si anak tidak
dapat menahan tangisnya & ia menangis di hadapan ibunya.
______________________________________
Kadang kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada
orang lain untuk suatu pertolongan kecil yg diberikannya pada kita. Namun
kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita,
kita sering melupakannya begitu saja.
Post a Comment