Dua jalan bercabang dalam remang hutan kehidupan
Dan sayang aku tidak bisa menempuh keduanya
Dan sebagai pengembara, aku berdiri lama
Dan memandang ke satu jalan sejauh aku bisa
Kemana kelokannya mengarah di balik semak belukar
Kemudian aku memandang yang satunya, sama bagusnya,
Dan mungkin malah lebih bagus,
Karena jalan itu segar dan mengundang
Meskipun tapak yang telah melewatinya
Juga telah merundukkan rerumputan,
Dan pagi itu keduanya sama-sama membentang
Di bawah hamparan dedaunan rontok yang belum terusik
Oh, kusimpan jalan pertama untuk lain kali !
Meski tahu semua jalan berkaitan
Aku ragu akan pernah kembali
Aku akan menuturkannya sambil mendesah
Suatu saat berabad-abad mendatang
Dua jalan bercabang di hutan, dan aku…
Aku menempuh jalan yang jarang dilalui
Dan itu mengubah segalanya.
Seringkali wanita menangis karena pria, entah karena dikecewakan oleh sikapnya, atau dilukai dengan perkataannya, bahkan ditinggalkan.
Ada sebuah renungan yang mungkin sangat berarti untuk dibagikan pada seluruh sahabat agar lebih menghormati dan menghargai wanita.
Suatu hari, seorang pria berdoa dalam keadaan marah dan emosi. Ia sebal pada pasangannya yang seringkali menangis dan memanfaatkan air mata di setiap perdebatannya. Ia bosan. Sungguh bosan.
Tak mau terlibat dalam emosi yang negatif, ia pun sujud dan berdoa, meminta pertolongan pada Tuhan.
“Tuhan, mengapa sih wanita sering menangis? Aku bosan dan jenuh melihat dan mendengarnya,” keluh pria itu.
Read more
Sering kita menemukan, bagaimana emosi memberi dampak yang tidak pernah kita inginkan. Tidak sedikit emosi yang meninggalkan efek destruktif.
Andaikan saja kita bisa memahami makhluk apa
sesungguhnya emosi itu, tentu kita bisa menjadi lebih bijaksana.
Emosi bisa jadi merupakan reaksi
atas berbagai kejadian yang berlaku dalam kehidupan kita. Emosi juga dapat
menentukan bagaimana sebuah kejadian dipahami dan disikapi. Sebuah emosi
biasanya berangkat dari prasangka dan stereotip seseorang.
Emosi merupakan bagian dari perasaan
kita.
Bila tidak dikendalikan, emosi bisa membatasi persepsi kita.
Itu sebabnya, sudah seyogyanya emosi
bisa dikendalikan, bukan yang mengendalikan. Sebab bila emosi dibiarkan masuk
dalam logika maka akan jadi berbahaya. Persepsi kita bisa menjadi selektif.
Membuat kita hanya melihat apa yang sesuai dengan perasaan kita.
“Sahabat, berpikirlah dua kali
sebelum engkau melakukan sesuatu, agar bisa dipertimbangkan dengan bijaksana,
dan membawamu pada keselamatan.”
// Anne Ahira.
Seorang pemuda yang hidup di Perth telah sampai usia saat ia merasa harus mencari pasangan hidup.
Jadi ia mencari-cari gadis sempurna di seluruh negeri untuk dinikahi.
Jadi ia mencari-cari gadis sempurna di seluruh negeri untuk dinikahi.
Setelah
berhari-hari, berminggu-minggu mencari, ia bertemu dengan seorang gadis yang sangat
cantik, jenis gadis yang bisa menghiasi sampul majalah perempuan bahkan tanpa
make-up atau kosmetik!
Namun, meski dia kelihatan sempurna,
pemuda itu tak bisa menikahinya. Sebab gadis itu tidak bisa masak! Jadi pemuda
itu pun pergi. Gadis ini tak cukup sempurna baginya.
Lalu ia mencari lagi, selama
berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan akhirnya ia menemukan gadis yang bahkan
lebih cantik lagi, dan kali ini masakan gadis itu luar biasa lezat-lebih baik
dari yang bisa Anda dapatkah di restoran terbaik di Australia, bahkan lebih
baik dari yang bisa Anda dapatkan dari restoran keluarga. Gadis ini bahkan
menjalankan usaha restorannya sendiri!
Namun pemuda ini tak bisa
menikahinya pula. Sebab kekurangan gadis itu adalah dia bodoh. Dia tak bisa menjalin
percakapan sama sekali, sama sekali tidak cerdas. Dia belum menamatkan
pendidikan, segala yang ia tahu cuma memasak! Jadi pemuda itu pun pergi. Gadis
ini tak cukup sempurna baginya.
Maka ia mencari selama
berminggu-minggu, berbulan-bulan, hingga ia akhirnya menemukan gadis yang satu
ini! Ia begitu cantik, masakannya melebihi restoran bintang lima, bahkan ia
punya tiga restoran sendiri: ala Thai, ala Jepang dan ala Italia. Dan ia begitu
cerdas, ia punya dua gelar doktor, pengetahuannya begitu luas, bisa menjalin
percakapan begitu hebat, begitu baik, begitu welas asih. Ia sempurna!
Tapi, pemuda ini tak bisa
menikahinya.
Sebab gadis ini mencari pria yang sempurna....
_____________________________________________
Alkisah, ada seorang pemuda sedang duduk dengan tatapan kosong mengarah ke hamparan air telaga.
Dia sudah berkelana mendatangi berbagai tempat, tapi belum ada yang membahagiakan dirinya. Tiba-tiba terdengar suara sengau memecah kesunyian.
Dia sudah berkelana mendatangi berbagai tempat, tapi belum ada yang membahagiakan dirinya. Tiba-tiba terdengar suara sengau memecah kesunyian.
“Sedang apa kau di sini, anak muda?”
tanya seorang kakek yang tinggal di sekitar situ.
Anak muda itu menoleh sambil
berkata. ”Aku lelah, Pak Tua. Aku sudah berjalan sejauh ini demi mencari
kebahagiaan, tapi perasaan itu tak kunjung kudapatkan. Entahlah, ke mana lagi
aku harus mencari…” keluh si anak muda dengan wajah muram.
“Di depan sana ada sebuah taman.
Pergilah ke sana dan tangkaplah seekor kupu-kupu. Setelah itu aku akan menjawab
pertanyaanmu,” kata si kakek.
Meski merasa ragu, anak muda itu pergi juga ke
arah yang ditunjuk. Tiba di sana, dia takjub melihat taman yang indah dengan
pohon dan bunga yang bermekaran serta kupu-kupu yang beterbangan di sana.
Dari kejauhan di kakek melihat si
pemuda mengendap-endap menuju sasarannya. Hap! Sasaran itu luput. Dikejarnya
kupu-kupu ke arah lain. Hap! Lagi-lagi gagal. Dia berlari tak beraturan,
menerjang rerumputan, tanaman bunga, semak. Tapi, tak satu pun kupu-kupu
berhasil ditangkapnya.
Si kakek mendekat dan menghentikan
si pemuda.
”Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Sibuk berlari ke sana
kemari, menabrak tak tentu arah, bahkan menerobos tanpa peduli apa yang kamu
rusak?”
Si kakek dengan tegas dan
melanjutkan, ”Nak, mencari kebahagiaan layaknya menangkap kupu-kupu. Tidak
perlu kau tangkap fisik kupu-kupu itu, biarkan dia memenuhi alam semesta ini
sesuai fungsinya. Tangkaplah keindahan warna dan geraknya di pikiranmu dan
simpan baik-baik di dalam hatimu.
Demikian pula dengan kebahagiaan.
Kebahagiaan bukanlah benda yang dapat digenggam dan disimpan di suatu tempat.
Ia tidak ke mana-mana, tapi ada dimana-mana. Peliharalah sebaik-baiknya,
munculkan setiap saat dengan rasa syukur maka tanpa kau sadari kebahagiaan itu
akan sering datang sendiri. Apakah kamu mengerti?”
Si pemuda terpana dan tiba-tiba
wajahnya tampak senang.
”Terima kasih pak Tua. Sungguh pelajaran yang sangat
berharga. Aku akan pulang dan membawa kebahagiaan ini di hatiku..”
Kakek itu mengangkat tangannya. Tak
lama, seekor kupu-kupu hinggap di ujung jari dan mengepakkan sayapnya,
memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan
bagi mereka yang mampu menyelaminya.
________________________________________
Setiap manusia menginginkan kebahagiaan. Tetapi sering kali
mereka begitu sibuk mencarinya, tanpa menyadari bahwa kebahagiaan sesungguhnya
tidak kemana-mana tetapi justru ada di mana-mana. Kebahagiaan bisa hadir di
setiap tempat, di semua rasa, dan tentunya setiap hati yang selalu mensyukuri.
Ketika sore sepulang kerja seorang suami melihat isteri yang tertidur pulas karena kecapekan bekerja seharian di rumah. Sang suami mencium kening isterinya dan bertanya, ‘Bunda, udah shalat Ashar belum?’
Isterinya terbangun dengan hati berbunga-bunga menjawab
pertanyaan suami, ‘sudah yah.’ Isterinya beranjak dari tempat tidur mengambil
piring yang tertutup, sore itu isterinya memasak kesukaan sang suami.
‘Lihat nih, aku memasak khusus
kesukaan ayah.’ Piring itu dibukanya, ada sepotong kepala ayam yang terhidang
untuk dirinya.
Sang suami memakannya dengan lahap
dan menghabiskan.
Isterinya bertanya, ‘Ayah, kenapa suka makan kepala ayam
padahal aku sama anak-anak paling tidak suka ama kepala ayam.’
Suaminya
menjawab, ‘Itulah sebabnya karena kalian tidak suka maka ayah suka makan kepala
ayam supaya isteriku dan anak-anakku mendapatkan bagian yang terenak.’
Mendengar jawaban sang suami, terlihat butir-butir mutiara mulai menuruni pipinya.
Mendengar jawaban sang suami, terlihat butir-butir mutiara mulai menuruni pipinya.
Jawaban itu menyentak kesadarannya yang paling dalam. Tidak pernah
dipikirkan olehnya ternyata sepotong kepala ayam begitu indahnya sebagai wujud
kasih sayang yang tulus kecintaan suami terhadap dirinya dan anak-anak.
‘Makasih ya ayah atas cinta dan kasih sayangmu.’ ucap sang isteri. Suaminya
menjawab dengan senyuman, pertanda kebahagiaan hadir didalam dirinya.
_____________________________________
Kita seringkali mengabaikan sesuatu
yang kecil yang dilakukan oleh sosok ayah kita, namun memiliki makna yang
begitu besar, di dalamnya terdapat kasih sayang, cinta, pengorbanan dan
tanggungjawab.
Semoga cerita diatas kita bisa
mengambil hikmah dengan mencintai setulus hati ayah kita yang telah berkorban
untuk anak dan isterinya.
Seorang anak bertengkar dengan ibunya & meninggalkan rumah. Saat berjalan ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang. Ia melewati sebuah kedai bakmi. Ia ingin sekali memesan semangkok bakmi karena lapar.
“Ya, tetapi aku tidak membawa uang,”jawab anak itu dengan malu-malu.”Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu,”jawab si pemilik kedai.
Pemilik bakmi melihat anak itu
berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu bertanya”Nak, apakah engkau ingin
memesan bakmi?”
“Ya, tetapi aku tidak membawa uang,”jawab anak itu dengan malu-malu.”Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu,”jawab si pemilik kedai.
Anak itu segera makan. Kemudian air
matanya mulai berlinang.
”Ada apa Nak?”Tanya si pemilik kedai.
”Tidak apa-apa,
aku hanya terharu karena seorang yg baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi
tetapi ibuku sendiri setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah. Kau
seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli padaku.
Pemilik kedai itu berkata”Nak,
mengapa kau berpikir begitu?
Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk
bakmi & kau begitu terharu….
Ibumu telah memasak bakmi, nasi, dll sampai
kamu dewasa, harusnya kamu berterima kasih kepadanya.
Anak itu kaget mendengar hal
tersebut.
”Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu?”
Untuk semangkuk bakmi dari orang
yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tetapi terhadap ibuku yang
memasak untukku selama bertahun-tahun,aku bahkan tidak peduli.
Anak itu segera menghabiskan
bakminya lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang.
Begitu sampai di
ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih & cemas.
Ketika
melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Nak, kau
sudah pulang, cepat masuk, aku telah menyiapkan makan malam.”
Mendengar hal itu, si anak tidak
dapat menahan tangisnya & ia menangis di hadapan ibunya.
______________________________________
Kadang kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada
orang lain untuk suatu pertolongan kecil yg diberikannya pada kita. Namun
kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita,
kita sering melupakannya begitu saja.
Saat Abraham Lincoln (1809-1865) masih pengacara muda, ia sering berkonsultasi dengan pengacara lain tentang kasusnya.
Suatu hari, ia duduk di ruang tunggu untuk menjumpai seorang pengacara senior. Tapi ketika tiba waktunya, pengacara itu hanya melihat Lincoln sekilas dan berteriak, “Apa yang dia lakukan di sini? Singkirkan dia! Aku tidak akan berurusan dengan seekor monyet kaku!”
Lincoln berpura-pura tidak mendengar,
walaupun dia tahu kalau hinaan itu disengaja. Biarpun malu, dia tetap bersikap
tenang. Kemudian ketika pengadilan berlangsung, Lincoln diabaikan.
Namun
pengacara yang telah menghina Lincoln dengan begitu kejamnya, ternyata bisa
membela kliennya dengan brillian. Penanganannya atas kasus itu membuat Lincoln
terpesona. Katanya dalam hati, “Nalarnya sangat bagus. Argumennya tepat dan
sangat lengkap. Begitu tertata serta benar-benar dipersiapkan! Aku akan pulang
dan lebih giat belajar hukum lagi.”
Waktu berlalu…
Lincoln menjadi presiden Amerika
Serikat pada bulan Maret 1861. Di antara kritikus utamanya, terdapat Edwin M.
Stanton, pengacara yang pernah menghinanya dan melukai hatinya begitu dalam.
Namun Lincoln mengangkatnya di posisi penting sebagai Sekretaris Perang. Ia
tidak pernah lupa bahwa Stanton adalah pengacara berotak cerdas, yang amat
dibutuhkan negaranya.
Saat Lincoln meninggal, Stanton berkata, “Dia merupakan mutiara milik peradaban.”
Saat Lincoln meninggal, Stanton berkata, “Dia merupakan mutiara milik peradaban.”
Hanya seseorang yang berkarakter dan
mau memaafkan seperti Lincoln, dapat bangkit & berhasil di atas penghinaan!
_________________________________________
Maka, jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain menentukan cara
kita bertindak. Pilih untuk tetap berbuat baik dan belajarlah memafkan. Jadikan
“sampah” sebagai “pupuk” atau “bahan bakar” untuk maju—baik di lingkungan
keluarga, kerja, atau tempat tinggal kita.
Kehidupan bukanlah sekedar rutinitas.
Kehidupan adalah kesempatan untuk
kita mencurahkan potensi diri kita untuk orang lain.
Kehidupan adalah kesempatan untuk
kita berbagi suka dan duka dengan orang yang kita sayangi.
Kehidupan adalah kesempatan untuk
kita bisa mengenal orang lain.
Kehidupan adalah kesempatan untuk
kita melayani setiap umat manusia.
Kehidupan adalah kesempatan untuk
kita mencintai pasangan kita, orang tua kita, saudara, serta mengasihi sesama
kita.
Kehidupan adalah kesempatan untuk
kita belajar dan terus belajar tentang arti kehidupan.
Kehidupan adalah kesempatan untuk
kita selalu mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa.
Jika saya hidup sekali lagi, ....
Saya akan berusaha untuk melakukan lebih banyak kesalahan.
Saya tidak akan berusaha untuk menjadi sempurna.
Saya akan lebih rileks. Saya akan menjadi lebih bodoh daripada sebelumnya.
Saya akan berusaha untuk melakukan lebih banyak kesalahan.
Saya tidak akan berusaha untuk menjadi sempurna.
Saya akan lebih rileks. Saya akan menjadi lebih bodoh daripada sebelumnya.
Dalam kenyataannya, saya hanya akan menanggapi
beberapa hal dengan serius.
Saya akan menjadi kurang higienis.
Saya akan mengambil lebih banyak risiko.
Mengambil liburan lebih banyak.
Manatap tenggelamnya matahari lebih sering lagi.
Mendaki lebih banyak gunung,
merenangi lebih banyak sungai.
Saya akan mengunjungi lebih banyak
tempat yang belum saya kunjungi. Saya akan lebih banyak makan es krim dan lebih
sedikit buncis. Saya ingin mendapatkan lebih banyak masalah nyata dan sedikit
masalah khayalan.
Saya merupakan salah satu dari
orang-orang yang hidup layak.
Dan sangat produktif dalam setiap menit
kehidupan,
Tentu saja saya mempunyai momen-momen kebahagiaan.
Jika saya bisa kembali saya akan
berusaha hanya untuk mendapatkan momen-momen yang baik.
Karena apa bila tidak
tahu sebelumnya, bahwa hidup ini menghasilkan: Hanya dari momen-momen; tidak
kehilangan yang sekarang.
Saya merupakan salah satu dari
mereka yang tidak pernah pergi ke mana pun tanpa sebuah termometer. Satu botol
air hangat, sebuah payung, dan sebuah parasut.
Jika saya bisa hidup sekali lagi,
saya akan berpergian lebih ringkas.
Jika saya hidup sekali lagi, Saya
akan memulai untuk berjalan dengan kaki telanjang dari awal musim semi. Dan
saya akan berjalan terus dengan kaki telanjang sampai musim gugur berakhir.
Saya akan lebih sering menaiki
gerobak, merenungi fajar lebih sering lagi, dan bermain dengan lebih banyak
anak-anak kecil, jika saya mendapatkan kehidupan yang lain di depan saya.
Tapi kalian sudah lihat, umur saya
sudah 85 tahun,
Dan saya tahu bahwa saya sudah hampir mati.
Dan saya tahu bahwa saya sudah hampir mati.
// Jorge Luis Borges [24 August 1899 –
14 June 1986]
Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR
Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR
Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.
Seorang yang dekat dengan Tuhan,
bukan berarti tidak ada air mata
Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan
Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit
Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan
Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit
Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang
tepat untuk memberikan yang terbaik.
Ketika kerjamu tidak dihargai, maka
saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN
Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN
Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.
Ketika kamu lelah dan kecewa, maka
saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.
Tetap semangat….
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN
TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang
sekarang, bukan karena “KEBETULAN”
Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan
MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA.
MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA.
// [Disadur dari Buku "Sepatu
Dahlan Iskan"]
Alkisah, ada seseorang yang sangat menikmati kebahagiaan & ketenangan di dalam hidupnya. Orang tersebut mempunyai dua kantong. Pada kantong yang satu terdapat lubang di bawahnya, tapi pada kantong yang lainnya tidak terdapat lubang.
Segala sesuatu yang menyakitkan yang
pernah didengarnya seperti makian & sindiran, ditulisnya di sebuah kertas,
digulung kecil, kemudian dimasukkannya ke dalam kantong yang berlubang. Tetapi
semua yang indah, benar, dan bermanfaat, ditulisnya di sebuah kertas kemudian
dimasukkannya ke dalam kantong yang tidak ada lubangnya.
......
Pada malam hari, ia mengeluarkan
semua yang ada di dalam saku yang tidak berlubang, membacanya, dan menikmati
hal-hal indah yang sudah diperolehnya sepanjang hari itu. Kemudian ia merogoh
kantong yang ada lubangnya, tetapi ia tidak menemukan apa pun. Maka ia pun
tertawa dan tetap bersukacita karena tidak ada sesuatu yang dapat merusak hati
dan jiwanya.
Teman2....
Itulah yang seharusnya kita
lakukan. Menyimpan semua yang baik di “kantong yang tidak berlubang”, sehingga
tidak satupun yang baik yang hilang dari hidup kita.
Sebaliknya, simpanlah
semua yang buruk di “kantong yang berlubang”. Maka yang buruk itu akan jatuh
dan tidak perlu kita ingat lagi.
Namun sayang sekali.. masih banyak
orang yang melakukan dengan terbalik!
Mereka menyimpan semua yang baik di “kantong yang berlubang”, dan apa yang tidak baik di “kantong yang tidak berlubang” (alias memelihara pikiran-pikiran jahat dan segala sesuatu yang menyakitkan hati). Maka, jiwanya menjadi tertekan & tidak ada gairah dalam menjalani hidup.
Mereka menyimpan semua yang baik di “kantong yang berlubang”, dan apa yang tidak baik di “kantong yang tidak berlubang” (alias memelihara pikiran-pikiran jahat dan segala sesuatu yang menyakitkan hati). Maka, jiwanya menjadi tertekan & tidak ada gairah dalam menjalani hidup.
Oleh karena itu, agar bisa menikmati
kehidupan yang bahagia dan tenang: jangan menyimpan apa yang tidak baik di
dalam hidup kita (tahukah Anda: sakit hati, iri hati, dendam, dan kemarahan
juga bisa menyebabkan penyakit serius bahkan kematian).
Mari mencoba, menyimpan
hanya yang baik dan bermanfaat.
Suatu hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut. Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu.
Yang mengherankan, orang kedua tetap enjoy,
bahkan bersikap sopan kepada penjual itu. Lantas orang pertama itu bertanya
kepada sahabatnya, “Hei. Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang
menyebalkan itu?”
Sahabatnya menjawab, “Lho, kenapa
aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang
penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain.”
“Tapi dia melayani kita dengan buruk
sekali,” bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.
“Ya, itu masalah dia. Dia mau bad
mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada
kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan
dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung
jawab atas diri sendiri.”
Sahabat, Tindakan kita kerap
dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal
yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau
mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit
terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau
harus berurusan dengan orang itu.
_______________________________________
Coba renungkan...
Mengapa tindakan
kita harus dipengaruhi oleh orang lain?
Mengapa untuk berbuat baik saja, kita
harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu?
Jaga suasana hati.
Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita
bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak
baik.
“Pemenang kehidupan” adalah orang
yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat
pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang
di tengah badai yang paling hebat.
Yang tinggal di gunung merindukan pantai.
Yang tinggal di pantai merindukan gunung.
Yang tinggal di pantai merindukan gunung.
Di musim kemarau merindukan musim
hujan.
Di musim hujan merindukan musim kemarau.
Di musim hujan merindukan musim kemarau.
Yang berambut hitam mengagumi yang
pirang.
Yang berambut pirang mengagumi yang hitam.
Yang berambut pirang mengagumi yang hitam.
Diam di rumah merindukan bepergian.
Setelah bepergian merindukan rumah.
Setelah bepergian merindukan rumah.
Waktu tenang mencari keramaian.
Waktu ramai mencari ketenangan.
Saat masih bujangan, pengen punya suami ganteng/istri cantik.
Begitu sudah dapat suami ganteng/istri cantik, pengen yang biasa-biasa saja, bikin cemburu aja/takut selingkuh..
Waktu ramai mencari ketenangan.
Saat masih bujangan, pengen punya suami ganteng/istri cantik.
Begitu sudah dapat suami ganteng/istri cantik, pengen yang biasa-biasa saja, bikin cemburu aja/takut selingkuh..
Punya anak satu mendambakan banyak
anak.
Punya banyak anak mendambakan satu anak saja.
Punya banyak anak mendambakan satu anak saja.
Kita tidak pernah bahagia sebab
segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki.
Namun setelah dimiliki tak indah lagi.
Namun setelah dimiliki tak indah lagi.
Kapankah kebahagiaan akan
didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, namun
mengabaikan apa yang sudah dimiliki tanpa rasa syukur ?
Semoga kita menjadi pribadi yang yang senantiasa bersyukur dengan berkah yang
sudah kita miliki
Jangan menutup mata kita, walaupun
hanya dengan daun kecil
Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sebuah pikiran negatif
Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sebuah pikiran negatif
Bila hati kita tertutup, tertutuplah
semua
Bersyukurlah, karena hidup adalah Anugerah bagi jiwa-jiwa yang ikhlas
Bersyukurlah, karena hidup adalah Anugerah bagi jiwa-jiwa yang ikhlas
Seorang anak yang sudah remaja bertanya pada ayahnya.
Anak : “Ayah, mengapa seorang wanita
itu sangat mudah menangis?”
Ayah : “Seorang wanita itu mudah
menangis karena Allah menciptakan bahu yang cukup kuat untuk menopang dunia,
namun harus cukup lembut untuk memberi kenyamanan!”
Anak : “Menopang dunia?”
Ayah : “Iya, karena wanita memiliki
peranan sangat penting di dunia ini!”
Anak : “Bisa ayah jelaskan apa yang
istimewa dari seorang wanita?”
Ayah : “Allah memberikan kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak, dan menerima penolakan yang sering datang dari anak-anaknya. Allah memberi kekerasan untuk membuatnya tegar saat orang lain menyerah, namun dia mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh.”
Ayah : “Allah memberikan kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak, dan menerima penolakan yang sering datang dari anak-anaknya. Allah memberi kekerasan untuk membuatnya tegar saat orang lain menyerah, namun dia mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh.”
Anak : “Seistimewa itu yah.?”
Ayah : “Bukan hanya itu, Allah juga
memberikan kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan. Bahkan
ketika anak-anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya.”
Anak : “Ternyata wanita itu sungguh
luar biasa ya, ayah?!”
Ayah : “Masih ada lagi keistimewaan
yang dimilik seorang wanita.”
Anak : “Apa itu yah?”
Ayah : “Allah memberinya kekuatan
untuk mendukung suaminya dalam kegagalan dan melengkapi tulang rusuk suaminya
untuk melindungi hatinya. Allah memberi kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa
suami yang baik tak akan pernah menyakiti istrinya. Tetapi kadang menguji
kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada di sisi suaminya tanpa ragu.”
Anak : “Lalu bagaimana dengan
lelaki?”
Ayah : “Lelaki harus membuat wanita
merasa nyaman dan terlindungi saat berada disampingnya. Jangan pernah membuat
hati wanita terluka, jika lelaki berniat mempermainkan wanita, ingatlah
pengorbanan wanita yang telah melahirkannya.”
Alkisah, seekor ular memasuki gudang tempat kerja tukang kayu di sore hari.
Kebiasaan si tukang kayu, membiarkan sebagian peralatan kerjanya masih berserakan dan tidak merapikannya.
Kebiasaan si tukang kayu, membiarkan sebagian peralatan kerjanya masih berserakan dan tidak merapikannya.
Nah ketika ular itu berjalan kesana
kemari di dalam gudang, tanpa sengaja ia merayap di atas gergaji.
Tajamnya mata gergaji, menyebabkan
perut ular terluka. Tapi ular beranggapan gergaji itu menyerangnya.
Ia pun membalas dengan mematuk
gergaji itu berkali-kali.
Serangan itu menyebabkan luka parah
di bagian mulutnya.
Marah & putus asa, ular berusaha
mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya.
Ia pun membelit kuat gergaji itu.
Maka tubuhnya terluka amat parah dan akhirnya ia pun mati..
___________________________
Kadangkala, di saat kita marah, kita
ingin melukai orang lain.
Tapi sesungguhnya tanpa disadari, yang dilukai adalah
diri kita sendiri.
Mengapa? Karena perkataan dan
perbuatan di saat marah adalah
perkataan dan perbuatan yang biasanya akan kita
sesali di kemudian hari...
Bila kutahu ini akan menjadi terakhir kalinya kulihat dirimu terlelap tidur,
Aku akan menyelimutimu dengan lebih rapat dan berdoa kepada Tuhan agar menjaga jiwamu.
Aku akan menyelimutimu dengan lebih rapat dan berdoa kepada Tuhan agar menjaga jiwamu.
Bila kutahu ini akan menjadi
terakhir kalinya kulihat dirimu melangkah keluar pintu,
Aku akan memelukmu erat dan menciummu dan memanggilmu kembali untuk memelukmu sekali lagi.
Aku akan memelukmu erat dan menciummu dan memanggilmu kembali untuk memelukmu sekali lagi.
Bila kutahu ini akan menjadi
terakhir kalinya kudengar suaramu memuji,
Aku akan merekam setiap kata dan tindakan dan memutarnya lagi sepanjang sisa hariku.
Aku akan merekam setiap kata dan tindakan dan memutarnya lagi sepanjang sisa hariku.
Bila kutahu ini akan menjadi
terakhir kalinya, aku akan meluangkan waktu ekstra satu atau dua menit,
Untuk berhenti dan mengatakan “Aku mencintaimu” dan bukannya menganggap kau sudah tahu.
Untuk berhenti dan mengatakan “Aku mencintaimu” dan bukannya menganggap kau sudah tahu.
Jadi untuk berjaga-jaga seandainya
esok tak pernah datang dan hanya hari inilah yang kupunya,
Aku ingin mengatakan betapa aku sangat mencintaimu dan kuharap kita takkan pernah lupa.
Aku ingin mengatakan betapa aku sangat mencintaimu dan kuharap kita takkan pernah lupa.
Esok tak dijanjikan kepada siapa
pun, baik tua maupun muda.
Dan hari ini mungkin kesempatan terakhirmu untuk
memeluk erat orang tersayangmu.
Jadi, bila kau sedang menantikan
esok, mengapa tidak melakukannya sekarang?
Karena bila esok tak pernah datang,
kau pasti akan menyesali hari.
Saat kau tidak meluangkan waktu
untuk memberikan sebuah senyuman, pelukan atau ciuman.
Dan saat kau terlalu
sibuk untuk memberi seorang yang ternyata merupakan permintaan terakhir mereka.
Jadi, dekap erat orang-orang
tersayangmu hari ini dan bisikkan di telinga mereka,
bahwa kau sangat mencintai mereka dan kau akan selalu menyayangi mereka.
bahwa kau sangat mencintai mereka dan kau akan selalu menyayangi mereka.
Luangkan waktu untuk mengatakan .....
“Aku menyesal”, “Maafkan aku”, Terima kasih”, atau “aku tidak apa-apa”
“Aku menyesal”, “Maafkan aku”, Terima kasih”, atau “aku tidak apa-apa”
Dan bila esok tak pernah datang, kau
takkan menyesali hari ini.
// [Norma Cornett Marek ~ 1989]
Subscribe to:
Posts (Atom)
Post a Comment